CERPEN : "Hadiah Paling Berharga" PART 1 (Winda Mardian Putri, 2024)
Sore itu, matahari tersorot jelas memberikan cahayanya. Ditambah lagi dengan angin-angin yang menyambut setiap desakan panas yang menyingsing, terlihat seorang gadis kecil yang tengah menimbang-nimbang rasa di balik jendela kamarnya.
Dia adalah Rusya. Gadis kecil berumur genap sepuluh tahun. Dia memikirkan bagaimana caranya supaya acara yang akan di jalankannya berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan apapun.
'Aku bisa ngga ya? Mmmm...' tuturnya dalam hati. Kata-kata itu selalu terlintas di benaknya. Acara itu adalah acara lomba untuk menyambut isra mi'raj. Rusya bingung takut tidak bisa, karena dari sekian banyak anak ngaji, ia ditunjuk oleh guru ngajinya untuk mengikuti lomba tilawah al-quran. Sebenarnya lomba itu tidak hanya lomba tilawah al-quran, ada juga lomba azan, dan hafalan surat pendek.
Beberapa hari kemudian...
Acara itu di mulai, Rusya mulai ling-lung dengan semua ini. Meskipun sudah belajar di rumah, tetap saja ia malu dan tidak terbiasa di depan orang banyak. Masjid sudah sangat ramai orang berdatangan ingin menyaksikan lomba itu. Banyak kursi-kursi tersusun rapi di setiap sudut ruangan. Anak-anak yang ikut lomba sudah berdatangan. Kira-kira lebih dari lima puluh anak yang mengikuti bermacam-macam lomba. Pembawa acara dengan gemilangnya berkata "Baiklah lomba kita mulai, yang pertama lomba azan!!"
Tepukkan tangan terdengar dari sudut ke sudut menandakan kemeriahan acara yang religi ini. Lomba azan di mulai, selanjutnya bergilir lomba surat pendek, hingga saatnya tertuju lomba tilawah al-quran di mulai.
"Baiklah untuk lomba yang terakhir yaitu lomba tilawah al-quran!!" ucap pembawa acara sembari bersemangat.
Rusya mulai merasa kaku namun tak kunjung dipanggil, nampaknya ia semakin tidak percaya diri. Dari sekian banyak anak-anak yang mengikuti lomba tilawah, semakin ke sini semakin merdu dan bagus. Lomba terus berlanjut. Hingga pembawa acara itu memanggil namanya.
"Baiklahh untuk peserta terakhir yaitu Rusya!!"
"Bundaaa..." lirih Rusya melihat ke arah bundanya memelas, karena takut tidak bisa.
"Bisa kakak," jawab Bundanya meyakinkan sembari tersenyum tipis.
'Kenapa terakhir sih' gumam Rusya dalam hati dan menunduk takut.
Semakin gemetar semakin dia tahan perasaan gemetar dan gerogi.
"Bismilah Aku bisa huff.." seraya menarik napas dalam.
Rusya mulai duduk dan membuka al-quran, juri mulai memberi surah yang harus dia baca. Dari bilik jendela masjid, Ustadz Zani memberikan senyuman yang menandakan bentuk pemberian semangat kepada Rusya, sambil dengan mengacungkan jempolnya. Rusya membalas dengan senyuman dan ikut mengacungkan jempol. Dia mulai mengaji dan tidak memperdulikan yang ada di sekelilingnya. Satu surah lagi yang dia baca, setelah sampai ayat terakhir dan di tutup dengan
Shadakallahhulazim...
Tepukkan tangan riuh terdengar di telinga Rusya. Seakan menandakan bahwa apa yang dia lakukan memuaskan di mata mereka.
"Baiklah acara sudah selesai, saatnya kita tutup dengan mengucapkan lafaz hamdallah" ucap pembawa acara memberikan instruksi.
"Alhamdulillah"
Hari semakin sore, nabastala mulai menampakkan cahaya jingganya disusul dengan kicauan burung yang menanti kedatangan malam yang tampaknya akan penuh dengan bintang-bintang yang bertaburan. Suasana yang mulanya ramai, kini perlahan mulai sepi. Hanya terdapat anak-anak ngaji di sana.
"Ihh,, Rusya bagus nian tadi ngajinya." ucap Chacha temannya.
"Apa iya?" tanya Rusya tak percaya dengan ungkapan Chacha barusan.
"Iyaa, bagus kan woi?" tambahnya lagi.
"Iya, merdu kali."
"Eee kalian ni, aku malu." ungkap Rusya malu-malu.
"Lahh, orang emang bagus pun." sahut Nadin.
"Aku yakin, kamu pasti juara." sambung Lia.
"Aamiin,"
"Kalian pun bagus kok, semoga kita menang semua biar ustadz senang."
"Aamiin,"
"Haa.. Aamiin."
Percakapan mereka terhenti ketika suara adzan berkumandang. Bapak-bapak mulai berdatangan ke masjid. Mereka melaksanakan shalat berjamaah bersama-sama.
Acara perlombaan itu akan di umumkan 3 hari mendatang sesuai dengan pelaksanaan isra mi'jraj.
"Semoga terpilih ya." ucap Ustadz Zani sembari mengelus kepala Rusya dan berjalan pulang.
Rusya tersenyum sambil berjalan mengikutinya dan menjawab "Iya ustadz, mudah-mudahan."
"Yang lain juga, semoga juara ya."
"Pasti ustadz,"
"Aamiin"
"Ustadz, Rusya ngajinya bagus kan, tadz?"
"Iya, bagus."
Rusya hanya tersenyum mendengar jawaban dari ustadz Zani.
Ketika sampai rumah,
"Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam" jawab Ibunya Rusya.
"Wahhh.. Suara kakak merdu nian." tutur polos adik Rusya sambil memeluknya dengan dekapan kasih sayang.
"Heee..Doain kakak semoga juara." ujar Rusya pada adiknya.
"Bundaa.. Bagus ngga tadi, Bun?" tanya Rusya manja.
"Bagus kakak, yang penting kakak udah ngelakuin yang terbaik, kan kakak udah berusaha semaksimal mungkin."
"Mmm"
"Menang kalah itu biasa kak, kakak udah ngelakuin yang terbaik kok." tambah Bunda Weni lagi.
Rusya terdiam mendengarkan penjelasan bundanya barusan. Sesekali ia menggangguk mengartikan bahwa ia paham dengan ucapan bundanya tadi.
Rusya bukanlah termasuk kategori anak yang berinteraksi. Interaksi mungkin Ia lakukan hanya di sekitar rumah dan lingkungannya. Maklumlah dia anak yang penakut dan gerogi dalam berbagai hal.
Dalam hari-harinya, Rusya sangat menantikan pengumuman lomba itu. dia selalu mengeluh pada bundanya. Rusya berharap menjadi juaranya. Namun, dia sendiri tidak yakin dengan itu karena banyak peserta yang memiliki suara lebih indah darinya.
'Manusia hanya perlu berusaha, selebihnya serahkan pada Allah SWT'
itu kata yang selalu terlontar dari bundanya. Bundanya merupakan bunda yang sangat menyayangi anaknya, tak pernah kasar pada Rusya dan adiknya.
"Bun, kenapa isra mi'raj itu di laksanain?" tanya Rusya pada Bundanya.
"Kakak, Isra Mi'raj itu merupakan hari untuk memperingati perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Perjalanan tersebut dipercayai oleh umat Islam sebagai perjalanan ke surga yang ditempuh dalam semalam. Namun, beberapa negara di dunia pun memiliki caranya sendiri dalam merayakan Isra Miraj, salah satunya seperti sekarang ini dengan di selingi kegiatan lomba yang bermanfaat."
"Ooo gitu ya, Bund."
"Iya, Kak."
Setelah menunggu beberapa hari, akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba juga. Pengumuman lomba ini bertepatan dengan hari isra mi'raj.
Setelah shalat isya, Rusya bersiap-siap berangkat ke masjid. Hanya Rusya dan adiknya di rumah. Ibu dan ayahnya sudah pergi lebih dulu, sebab harus mempersiapkan segala sesuatu di masjid.
"Rusya... Rusyaa..."
Sekelompok suara sudah terdengar di telinga Rusya. Ya mereka itu teman-temannya, menunggu Rusya karena ingin berangkat bersama-sama ke masjid.
Rusya keluar dari kamarnya "Ohhh kalian, bentar ya, lagi siap-siap hee." ucapnya membenarkan hijab yang ia kenakan.
"Yuk berangkat,"
"Tunggu Kak,"
Kami berjalan menuju masjid, sambil berbincang-bincang mengenai pemenang lomba.
"Doa aja semoga kita menang hee." ucap Chacha.
"Iyaa... Biar ustadz bangga sama kita mmm." tambah Lia.
"Aamiin,"
Mereka sama-sama berharap menang dalam lomba ini. Karena, mereka di tunjuk untuk mengikuti lomba-lomba. Semangat mereka sangat luar biasa, patut di acungkan jempol.
Sesampainya di masjid, suara riuh mulai terdengar dari gerbang hingga belakang. Sementara masjid, berbunyi lantunan ayat suci al-quran yang mana sebentar lagi acaranya akan di mulai. Kebetulan malam ini cuacanya sangat mendukung, tak ada hujan sedikitpun. Bintang-bintang kembali menyaksikan acara meriah ini. Bulanpun tak mau kalah menyaksikan, ia hadir memberikan penerangan di sepanjang jalan. Jangkrik-jangkrik bersorakkan ingin menggapai bintang. Sayangnya doa-doa katak meminta hujan belum di kabulkan.
Kami sebagai peserta duduk di tempat yang sudah di sediakan. Terlihat, Bunda Rusya dan bunda teman-temannya sedang mempersiapkan makan-makanan yang nantinya akan dihidangkan.
Acara di mulai, di awali dengan pembukaan oleh beberapa orang. Setelah itu, pembacaan ayat suci al-quran. Kami sudah tidak sabar lagi menunggu pengumuman, semua pada riuh ada yang ngantuk, makan hidangan kue, ada yang fokus pada satu suara dan ada yang asik dengan cara mereka masing-masing.
"Baiklah saatnya pengumuman lomba!!.." suara itu terdengar nyaring di setiap sudut telinga peserta.
Rusya mulai bersemangat, begitupun teman-temannya. Mereka menutup telinga takut.
Teman-temannya mendapat juara semua, ketakutan itu mulai terlintas di benaknya.
"Udahlah, kamu tu ngga akan juara!!" ucap Sekar, yang nampaknya iri karena Ustadz Zani lebih memilih Rusya dari pada dirinya.
Rusya hanya terdiam melihat ke arah Sekar, menunduk.
"Suaramu tu jelek!!!" bentaknya lagi.
"Ngapa sih, Sekar ni? sibuk aja." tukas Chacha yang sudah memegang kotak besar.
"Udahlah, biarin." ucap Rusya mengalah.
"Juara 1 lomba tilawah al-quran yaitu....." suara itu membuat Rusya gemetar hebat.
"Rusyaa!!!"
"Yeee!!!" sorak Rusya dan teman-temannya.
Bola mata Sekar melotot tajam dan mengerutkan wajahnya, ia iri dengan Rusya yang juara.
Sontak Rusya kaget bercampur haru. Tak menyangka ia bisa mendapatkan apa yang ia inginkan. Tepukkan riuh menambah semangatnya, Ustadz Zani sangat bersemangat dengan tepukkan kerasnya. Rusya maju ke depan untuk mengambil hadiahnya, dengan air mata bangga dan haru. Dia menyalimi tangan yang memberi hadiah kepadanya. Semua yang mendapatkan juara di panggil kembali untuk maju ke depan untuk sesi foto. Itu pengalaman yang luar biasa dalam hidup Rusya. Ayah dan Bundanya, ikut menyaksikan kemenangannya dengan bangga dan haru.
Dalam hati Rusya, ia sangat bersyukur tak ada berhentinya. Rusya melihat Bundanya, Bundanya membalas senyuman itu. Tak hanya itu, adiknya juga sangat kegirangan.
Kami bangga pada diri kami masing-masing, karena bisa mewujudkan impian guru ngaji kami yaitu Ustadz Zani. Walaupun, ini tak seberapa. Acara terus berlanjut di isi dengan ceramah-ceramah yang tak kalah panjang lebar.
Rusya dan teman-temannya tak sampai usai acara, karena besok sekolah. Jadi, Bunda Rusya menyuruh untuk pulang cepat. Dia pulang bersama bunda dan adiknya.
"Kak, bukak hadiahnya." ucap Raudah, adik Rusya yang tak sabaran. Ia bersemangat ingin melihat apa isi hadiah itu.
Rusya pun tak kalah penasaran. Mereka perlahan membuka bersam-sama.
"Wihhh..." Rusya membelalakkan matanya.
Selain mendapat piagam penghargaan, Rusya juga mendapat uang pembinaan, al-quran, tas sekolah, buku satu paks, pensil 5 buah dan pena satu paks.
"Wihhh... Banyak nian hadiahnya." tutur Raudah.
Rusya mencoba-coba tas yang di dapatinya. Ibunya tersenyum senang.
"Nanti bagi-bagi ya kak sama adeknya." ucap Bundanya.
"Iya, Bunda."
Raufa memeluk barang-barang itu sambil memamerkannya pada bundanya dengan perasaan gembira.
Percayalah bahwa tiada usaha yang menghianati hasil
Bersambung...
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
JURNALISTIK : "MENGENAL LEBIH DEKAT PLG SEBELAT" (HERVINA FLORENSIA SIREGAR)
Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orangdengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, ataumempelajari keun
SNBP 2024
Alhamdulillah 19 siswa smanju lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri Jalur Prestasi. Berikut daftar siswanya :
CERPEN : "KEPULANGAN" (Carol Falia Dungus, 2023)
Hari ini sekolah ku sangat padat aku pulang tepat jam 7 malam .Aku melepas lelahku sepulang sekolah dengan berbaring di tempat tidur sembari bermain ponsel tanpa mengganti seragam sekol
Pawai Ta'aruf 1 Muharam (Tahun Baru Islam 1445 H) Tahun 2023
GEN Z SMAN 7 Bengkulu Utara Siap Hijrah Lebih Baik Alhamdulillah acara Pawai Ta'aruf 1 Muharam (Tahun Baru Islam 1445 H) berjalan lancar. Walau persiapan hanya 2 hari. Proses unt
CERPEN : "Semangat Terakhir" (Oleh : Samaria Priskila K. J)
Sepasang sepatu terlihat basah karena, hujan yang baru saja turun. Sudah satu jam Lori duduk di taman belakang sekolah, ia teringat dulu ketika sedang menunggu sahabatnya Luna.
CERPEN : "Segumpal Kapuk Kebahagiaan" (Mutiara Putri Pembayun)
Namaku Irah. Aku adalah gadis berusia 14 tahun. Gen ibu mengalir dalam tubuhku. Jika dibandingkan dengan anak seumuran denganku, aku termasuk anak dengan badan tinggi. Rambutku
TITI KARYATI, S.Pd
Teman-teman, yuk kita berkenalan lebih lanjut dengan salah satu tim pengajar di SMA kita. Ciri khas beliau adalah murah senyum dan humoris. Beliau tak lain dan tak bukan adalah Ibu TITI
Jurus-Jurus Menulis Puisi (Oleh Titi Karyati, S.Pd)
Mari berpuisi, ini dia jurus-jurusnya : Jurus Spionase Lakukan pengamatan secara jeli apa yang ada dan terjadi di sekitarmu.hasil pengamatan ini dapat menjadi sumber inspi
Cerita dari alumni terbaik Tahun 2017-2018 Usswatun Chasanah
Halo semuanya, Izinkan aku berbagi sedikit cerita hari ini, ya.. Cz it's the moment. Mungkin ini akan terdengar sedikit berlebihan, tapi inilah yang kurasakan.. Mungkin banyak juga
TITI KARYATI, S.Pd Kembara Smanju (Episode: Kandidat Doktor-DOSEN UNIB, dari Kabupaten Tetangga itu Alumni Smanju-ETIS SUNANDI)
Kembara Smanju (Episode: Kandidat Doktor-DOSEN UNIB, dari Kabupaten Tetangga itu Alumni Smanju-ETIS SUNANDI) Assalamualaikum.... Semoga kesehatan dan keberkahan selalu