• SMAN 7 BENGKULU UTARA

  • Jl Raya Desa Pasar Baru Kota Bani, Putri Hijau, Bengkulu Utara

CERPEN : "Air Mata yang Terbayarkan" (Rara Calista3)

Mengarungi samudra kehidupan. Penuh perjuangan, kerja keras, this is my world this is my life. Namaku Aira. Aku berusia 16 tahun. Aku seorang pelajar di SMAN 1 Jakarta. Aku anak ke-2 dari 3 bersaudara. Kakakku saat ini sudah menginjak bangku kuliah semester 4 di ITB, dan adekku ia seorang pelajar di bangku MTS kelas VIII di Padang. Kehidupanku menyenangkan, sama seperti anak remaja lainnya. Duniaku di penuhi canda, tawa, duka, dan hal-hal tragis lainnya. Aku masih belum mengerti apa arti hidup? Dan apa tujuan hidupku? Tapi sekarang aku sudah remaja. Aku anak terpelajar yang harus mengerti apa arti hidup dan apa tujuan hidupku. Peduli tidak peduli aku harus peduli because This is my life.

“Aira....come on we must go back” ajak temanku Farah. Gadis manis dengan hijab panjang yang menutupi tubuhnya.

“Aiss...tunggu atuhh laa Aira belum selesai lo piketnya” sahutku.

Hurry up! I have tired.” Sambung Farah dengan nada jengkelnya.

”Guys! Aira udah selesai na piketnya, Aira pulang dulu ya Assalamualaikum.” Pamitku pada teman-teman.

“Waalaikumsalam” Jawab temanku serempak. Seusai berpamitan dengan teman-teman, aku menghampiri Farah yang duduk termangu menungguku di depan kelas.

“Kalau lama lagi besok aku tinggal aja ya.” Kata Farah jengkel.

“Jangan atuh la.” Sahutku meledek.

Aku dan Farah adalah anak perempuan yang kuat dan tangguh. Kami anak rantau. Kami dapat mengenyam pendidikan di Ibu Kota karna kami mendapatkan beasiswa dan juga karna hafalan Quran kami. Dulu, ketika masih tingkat SMP aku dan Farah bersekolah di Sabbihisma Islamic Boarding Shcool. Sekolah yang mewajibkan seluruh siswanya untuk tinggal di asrama, belajar ilmu-ilmu agama, dan hafalan Quran. Satu pesan yang selalu aku ingat dari ustadz dan ustadzahku. ”Jagalah Al-quranmu jangan biarkan Al-quran meninggalkanmu, Al-quran itu pencemburu. Jika kamu meninggalkannya selama sehari maka dia akan meninggalkanmu selama seminggu, jika kamu meninggalkannya selama seminggu maka dia akan meninggalkanmu selama sebulan,dan jika kamu meninggalkannya selama sebulan maka dia akan meninggalkanmu selama setahun. Jangan biarkan itu terjadi!” Pesan yang mampu membakarku untuk terus menambah hafalanku.

Mentari di minggu pagi menyilaukan mataku dan Farah. Kami terbangun dengan mengucek-ngucek mata terlebih dulu. Aktivitas kami di minggu pagi tak jauh beda dengan aktivitas anak remaja lainnya. Membersihkan rumah, masak, mencuci, itulah yang kami lakukan. Terbesit di benakku “Apakah aku mampu setegar ini jika hal tragis itu tidak terjadi dalam kehidupanku?” Air mataku mengalir jatuh hampir tak terhenti.

“Aira?” suara Farah menghentikan tangisku.

“Aira kenapa nangis, ada apa Aira?” Tanya Farah dengan nada lembut. Aku hanya menjawab dengan isak tangisku.

 “Ceritakan padaku Aira?” Kata Farah sembari menenangkanku.

I hate my life!” Jawabku dengan nada jengkel.

“Apa maksudmu? Hidupmu menyenangkan. Aku selalu memperhatikanmu kau selalu tertawa, tersenyum, aku selalu ingin menjadi dirimu” kata Farah.

No, I have the dark life. Aku lemah, aku wanita yang sedih, wanita yang menutupi kesedihanku dengan senyum palsu, bahagiaku tidak nyata, nobody care with me!” Jawabku dengan nada lantang.

“Apa yang terjadi Aira? Kenapa kamu seperti ini?” Tanya Farah penasaran.

“Aira ingin sendiri, tolong tinggalkan Aira.” Jawabku tanpa memperdulikan pertanyaan Farah.

Farah meninggalkanku dengan membawa tanda tanya besar  “Ada apa dengan Aira, apa yang sebenarnya terjadi?” Aku tidak ingin bercerita kepada orang banyak tentang masalahku, termasuk teman dekatku sendiri. Sampai detik ini hatiku saja yang menampung rasa itu. Aku tak yakin apakah ia kuat atau tidak.

“Farah ayo kita berangkat.” Ajakku.

“Ok, lets go.” Sahut Farah.

Kami langkahkan kaki menuju gerbang awal kesuksesan kami. Aku dan Farah tinggal di sebuah kos-kosan yang memang disediakan untuk anak-anak rantau seperti kami.

“Aira apakah kamu sudah merasa baikan?” Pertanyaan yang membuatku berhenti dan terdiam sejenak.

I’m fine.” Jawabku dengan sekilas senyum manis yang melekat diwajahku.

Kulangkahkan kembali kakiku tanpa mengingat pertanyaan yang menghentikanku tadi.

Good morning Everybody” Sapa hangat Miss Aurel. Guru bahasa Inggris yang cantik dan muda.

“Yeee.... Ini yang kusuka” Benakku dalam hati.

Good morning miss” Jawab kami serempak.

Ok today we will learn about music I will ask someone” Lanjut Miss Aurel.

“Fauzan what is your favorite music or your favorite band?”

My favorite band is The Beattles” Jawab Fauzan lantang.

          “Emmmmm and how about you Aira?”

          “My favorite band is One Direction

          “Oh, good sweety

          Ini pelajaran yang kusukai. Pelajaran yang sangat menyenangkan bagiku tapi tidak bagi teman-teman ku. Waktu terus berjalan dan sampailah kami di penghujung pelajaran. Semua siswa-siswi berlarian mengejar gerbang utama sekolah meninggalkan gedung mewah itu demi bangunan sederhana yang penuh kehangatan dan keharmonisan.

          “Aira, ayo pulang” Ajak Farah.

          “Ok come on sist” Jawabku dengan penuh keceriaan.

          Sesampainya kami di kost semua kembali seperti semula. Semuanya hambar. Tak ada lagi kebisingan teman-temanku di kelas. Dan ini membuatku bosan.

          “Farah kamu mau kemana?” Tanyaku, ketika melihat sahabatku itu berpakaian rapi dan anggun.

          “Mau hangout Aira, kamu mau ikut?” Ajak Farah dengan senyum yang menggoda.

          “Tidak Farah, Aira dikost aja.” Jawabku.

          “Baiklah, aku pergi dulu” Pamit Farah buru-buru.

          Hemmmm...... kembali sendiri, terdiam huh..... “Aira merindukan rumah” Benakku. Aku berjalan untuk mengambil sesuatu yang menjadi hobiku. Diary. Menulis diary adalah hobiku tapi jujur, tak pernah lega rasanya aku bercerita pada kertas. Mulai ku ayunkan pena cantikku untuk mewarnai kertas indah dihadapanku.

          Saturday, 13 March 2012

Dear Diary,

          Hemmm....I am alone

          Dear diary, Aira kesepian. Aira merindukan saudara-saudara Aira. Aira ingin berkumpul dengan ayah, ibu, kakak, dan adik Aira. Aira ingin memiliki keluarga yang harmonis dan utuh. Aira iri melihat Farah dan teman-teman kost lain yang selalu dikunjungi oleh keluarga mereka. Ya Allah kuatkan hati Aira. Amin.

          Aku tertidur pulas setelah menuliskan keluh kesahku. Ini alasannya mengapa aku suka menulis diary. Walaupun hati masih belum puas setidaknya setelah menulis diary aku selalu tertidur dan lupa akan bebanku.

          “Aira Aira, coba deh lihat di mading ada beasiswa untuk menjadi translator movie hollywood.” Kata temanku Aisyah.

          Semua teman-temanku tahu bahwa aku ingin menjadi translator.

          “Oh ya, mana-mana?” Tanya ku penasaran.

          “Ayo cepat sini. Ini nanti kalu kamu berminat, kamu daftar aja ke Pak Susanto.” Jelas Aisyah.

          “Ok, makasih ya informasinya.” Jawabku ramah.

          Saat jam istirahat aku buru-buru menemui Pak Susanto di kantor. Pak Susanto menjelaskan persyaratan yang harus dipenuhi. Aku menyanggupi diri dan mendaftar menjadi translator.

          “Ini awal mimpiku” Benakku berbisik manis.

          Persyaratan yang harus aku penuhi adalah harus fasih berbahasa Inggris dan tidak mempunyai masalah pada pendengaran.

          “Ridhoi Aira Ya Allah.” Pintaku dalam hati.

          “Hey, gimana Aira kamu udah nemuin Pak Susanto? Tanya Aisyah.

          “Udah, Aisyah.” Jawabku manis.

          “Terus-terus gimana? Kamu udah tahu apa persyaratannya? Kira-kira kamu bisa nggak?” tanya Aisyah semangat.

          “Weh weehh jangan ngegas atuh lah. Udah kok, Aira udah tahu persyaratannya. Insya Allah bisa.”

          “Syukurlah. Good luck ya Aira semoga ini awal yang baik untukmu.”

          “Amiin..” sambungku.

          “aku berharap aku bisa menjadi terpilih menjadi translator movie.” Curhatku pada Farah saat di kos.

          “aku yakin kamun bisa. Positive thinking aja.” Saran Farah

          Aku giat mencari informasi tentang beasiswa translator ini. Aku terkejut karena tujuan terakhirnya ke United States (Amerika Serikat). Negara yang sangat terkenal. Aku membayangkan jika aku lulus dan menginjakan kaki di negeri paman sam tersebut.

***

          Satu bulan telah berlalu.

          “Panggilan kepada Aira Amalia Zahra harap segera menemui Pak Susanto di kantor terimakasih.”

          “Aira kayaknya kamu dipanggil deh” kata teman sekelasku Pasha.

          “Iyaa si..Aira juga dengernya si gitu, tapi kalau enggak gimana? Kan ongok-ongok”

          “Hahaha...enggak atuhh laa. Udah sana cepet pergi.”

          Aku berjalan menelusuri koridor sekolah untuk menuju kantor.

          “Assalamualaikum buk, ada Pak Susanto?” Tanyaku pada seorang guru.

          “Waalaikumsalam, oh iya Aira . Lihat aja di mejanya.”

          “Baik bu, terimakasih.” Pamitku sembari meninggalkan ibu guru.

          “Assalamualaikum Pak Susanto. Bapak manggil Aira?”

          “Ooh iya Aira, bapak hanya ingin menyampaikan kalau kamu mendapat panggilan sebagai translator movie hollywood di Singapore.

          “Ya Allah,” gumam batinku.

          “Iya pak?” Tanyaku meyakinkan.

          “Iya Aira, jadi hari ini kamu sudah harus siap-siap. Karena lusa kamu sudah harus berangkat” Jelas Pak Susanto.

          “Allahuakbar” Batinku bergumam menyebut nama-Nya yang Maha Agung yang selalu menciptakan skenario hebat dalam hidupku.

          “Baik Pak, terima kasih atas informasinya.” Aku berpamitan pada Pak Susanto dan kembali ke kelasku untuk menyampaikan kabar gembira ini.

          “Aira, bener nggak kamu yang dipanggil tadi?” Tanya Pasha.

          “Hahaha iya bener kok.”

          “Oh terus gimana? Kenapa kamu dipanggil?”

          “Hmmm Ok Aira cerita kronologis kejadiannya. Jadi, Aira tadi dipanggil karena Aira lulus menjadi translator ke Singapura!”

          “Oh my God. Are you kidding me?”

          “No, I am serious.”

          “Your are amazing, I am proud of you Aira”

          “Thank you Pasha” Jawabku sambil tersenyum.

          “Woy! Aira mau ke Singapura woy!” Teriak Pasha yang langsung mengejutkan seluruh teman-teman dikelasku.

          “Haaaa! Wih hebat kamu!”

          “Ngapain kamu kesana Aira?”

          Aku diserbu dengan berbagai pertanyaan dan ucapan selamat.

***

 

 

          “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”

          “Ya Allah Aira bersyukur pada-Mu, memohon ampun atas segala dosa yang Aira lakukan. Ampuni Aira Ya Allah. Amin.”

          “Teman-teman Aira berangkat dulu ya, tolong doakan Aira. Aira sayang kalian semua” Pamitku pada teman-teman.

          “Pasti Aira kami akan selalu doain kamu.” Jawab salah satu temanku Sabil.

          Seusai berpamitan aku langsung pergi menuju bandara. Aku diantar oleh Pak Susanto. Dua hal yang aku rasakan ketika aku di perjalanan. Perasaan sedih karena harus berpisah sementara dengan teman ongok-ongok ku, dan perasaan senang serta bangga karena aku sudah berhasil menaklukkan Singapura dengan kemampuanku.

          “Aira” Suara Pak Susanto memecah lamunanku.

          “Aira, ayo turun kita sudah sampai. Bapak hanya mengantarmu sampai disini nanti kamu akan dibimbing oleh Mr. Hunt.” Jelas Pak Susanto.

          “Baik Pak. Terima kasih.”

          Pak Susanto pergi meninggalkanku.

          “Hi Aira. I’m  Mr.Hunt”  Sapa hangat Mr. Hunt.

          “Hi  Mr Hunt. I’m Aira”

          “Nice to meet you Aira”

          “Nice to meet you Mr. Hunt.”

          Aku dan Mr.Hunt serasa sudah akrab. Kami bercerita dan tertawa sepanjang jalan. Tak terasa sampailah kami di Singapura. Negara kecil yang bersih, negara yang memprioritaskan kerja keras dan rasa disiplin yang tinggi.

          “Aira this is apartemen ka...aamu pun....nya” Jelas Mr. Hunt terbata-bata.

          “Ok Mr. Hunt Thanks you”

          Mr. Hunt melangkahkan kakinya dengan tegas serupa anggota paskibra yang ingin mengibarkan sang saka merah putih dan berlalu meninggalkanku dengan apartemen yang megah ini.

***

          Banyak hal yang telah aku lakukam selama di Singapura. Mengikuti banyak pelatihan dan tes. Kini, 20 April 2012 aku menjalani tes terakhir untuk menuju Unites States (Amerika Serikat) negara besar yang sangat luar biasa. Aku merasa gugup saat tes terakhir ini.

          “Ya Allah loloskan Aira?” Benakku.

          “Ok guys this is the last examination, so you must be focus!” Perintah Miss Arumi

          Waktu tinggal lima menit lagi untuk menyelesaikan tes ini, aku telah menyelesaikannya, hasilnya biar urusan Allah saja, yang penting aku telah melakukannya dengan baik.

          “Ok guys kumpulkan test kalian!”

          Waktu habis! Aku berdiri dan melangkahkan kakiku untuk memberikan lembaran tes ku.

          “Are you Aira?” Tanya Miss Arumi saat aku mengumpulkan testku.

          “Yess Miss”

          “Oh saya mendengar banyak tentang kemampuan kamu berbahasa,  I think you are cool

          “Hemm” Jawabku dengan sekilas senyum.

          Aku kembali duduk di tempatku tadi. Aku merasa malu dengan pujian Miss Arumi tadi, tapi aku juga merasa senang.

          “Baik, hasil test kalian akan saya umumkan lusa. Sekarang kalian boleh keluar”

          Huhh apa hasil yang akan aku dapatkan? Luluskah aku?

          “Ya Allah hatiku sangat gugup, perasaanku masih belum tenang sebelum aku mengetahui hasil test tersebut.”

          Hari-H pun tiba. Aku gugup dengan keputusan yang akan ku dapatkan. Lulus atau tidak? Ini dia

          “Ok guys sekarang saya dan kalian semua akan mengetahui siapa perwakilan dari Indonesia yang akan terbang menuju United States untuk menjadi Translator Movie termuda. Ok, for the first Khofifah Ridhatullah, Aisyah Humairah Ikhwan, Ananda Putri Humayrah, Rahmat Hanafi, dan yang terakhir Aira Amalia Zahra.”

          “Ya Rab, jantungku berdegup kencang. Alhamdulillah. Tak henti-hentinya hatiku bergumam menyebut asma-Mu.”

          “Selamat untuk kalian berlima, bagi yang tidak lolos jangan berkecil hati. Bagi saya kalian semua adalah anak bangsa yang sangat luar biasa. Tidak mudah menaklukkan orang dengan kemampuan sendiri. Teruslah berjuang. Untuk kalian berlima kalian sudah berangkat ke Amerika besok. Jadi hari ini kalian boleh istirahat.” Pesan Miss Arumi.

          “Ya Allah senang rasanya hatiku.

Manjaddawajada.

“Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan dapat.”

          Kuambil Hp ku di dalam tas. Ku cari nomor teman seperjuanganku, Farah.

          “Assalamualaikum Farah.”

          “Waalaikum Farah.”

          “Farah, Aira ada kabar yang sangat luar biasa.”

          “Ada apa Aira?”

          “Farah, aku lulus jadi Translator Movie di  United States

          “Masya Allah. Alhamdulillah. Congrats ya Aira, aku bangga sama kamu.”

          “Hehe, makasih Farah.”

          Sekarang aku mengerti bagaimana makna ketika Allah berfirman “ Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” dan bagaimana makna dari motivasi “Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan dapat.” Sungguh luar biasa skenario yang Allah ciptakan untuk alur kehidupanku.

***

23 April 2012-USA

          Assalamualaikum Farah cantik

          Apa kabar kamu di Indonesia? Farah aku sekarang sedang di Amerika. Aira sudah jadi translator disini. Banyak film-film yang baru disini lo. Kapan-kapan kita nonton bareng ya. Tapi jangan fokus sama filmnya aja, Farah sama masyarakt Indonesia yang lain juga harus fokus sama siapa penerjemahnya hehe.

          Farah udah dulu ya. Kapan-kapan Aira kirim surat lagi.

Salam manis

Translator Aira

          Secarik surat kecil yang kubuat khusus untuk sahabatku. Disini aku mendapat banyak panggilan untuk menjadi penerjemah film-film Hollywood terbaru dan juga menjadi bintang tamu di berbagai acara talk show.

          “Aira, do you have a big problem in your life?” Pertanyaan seorang pembawa acara talk show.

          Inikah saatnya untuk ku? Gumamku dalam batin.

          “Hem I am sorry, do you understand if I speak in Indonesia language?”

          “Yes please

          “Ok, Aira sama seperti anak lainnya. Sama-sama mempunyai masalah dalam kehidupan. Tapi ini bukan masalah boyfriend. Masalah terbesar dalam kehidupan Aira adalah ketika seorang ayah pergi meninggalkan istri dan tiga anaknya demi wanita lain. (Air mataku mulai mengalir membasahi rok abu-abu yang kupakai). Seorang ayah yang rela berbuat kasar pada istri dan anaknya, menghancurkan segala perabotan rumah tangga demi wanita lain, ayah yang rela meninggalkan satu-satunya anak gadis demi anak gadisnya yang lain.”

          Aku menangis ketika bercerita tentang masalah ini. Aku lemas. Sakit rasanya hatiku ketika kusebut panggilan ayah.

          “Be patient Aira” Kata pembawa acara dengan lembut padaku.

          Sambil meneteskan air mata aku berkata “ Memang tidak ada istilah mantan ayah atau mantan anak, Aira tetap menganggap ayah Aira adalah ayah. Tapi satu yang Aira minta jika ayah menonton suara ini. Aira hanya ingin ayah tahu bahwa Aira sangat-sangat tidak suka dengan semua tindakan ayah. Aira tidak ingin ayah kembali ke kehidupan Airan dan ibu. Aira dan ibu sudah cukup tenang sekarang. Ayah tidak perlu kuatir. Aira tetap akan selalu mendoakan ayah karena ayah orang tua Aira. Setidaknya masih ada sedikit rasa sayang yang terselip di hati Aira untuk ayah. Berbahagialah ayah dengan keluarga baru ayah.”

          Air mataku membasahi panggung. Cukup keras hati dan pikiranku bekerja hari ini. Lega dan puas rasanya sudah bercerita kepada orang banyak. Tidak sepuas ketika aku bercerita pada kertas.

          “Ok Aira I’m sorry if I make you cry

          “Don’t worry, I’m fine” Jawabku sembari tersenyum.

***

          Jam dinding apartemenku sudah menunjukkan pukul 22:05 PM, Hpku berdering “Oh Farah” Gumamku.

          “Halo Aira”

          “Iya Farah”

          “Are you ok? Aku sudah tahu kenapa kamu menangis waktu itu. Jadi itu masalahmu, kenapa kamu tidak pernah cerita? Untung saja kamu tidak sampai stres menanggung beban fikiran seberat itu” ledek Farah.

          “Iss apa la. Masa Aira cantik-cantik stres.” Jawabku dengan PD nya.

          Perasaan sedihku sedikit demi sedikit hilang ketika kudengar tawa khas sahabatku. Aku senang dengan hidupku sekarang. Tapi bukan berarti aku benci dengan kehidupanku dulu. Rasa manis saat ini kuperoleh dari pahitnya masa lalu. Senyum yang terpajang manis dibingkai wajahku lahir dari deraian air mata. Terima kasih ya Rab alur cerita yang Engkau ciptakan untukku begitu indah. Engkau ganti deraian air mata dengan senyuman yang nyata. Sekarang, beginilah kehidupanku.  Masih ada tawa, duka, dan hak-hal tragis lainnya yang menunggu. InsyaAllah aku kuat menjalani semua apa yang diberikan Rab ku. Because this is my life. Dan semua air mataku yang jatuh terbayarkan oleh senyuman yang terpasang manis dibingkai wajahku.

          Satu mimpiku tercapai. Akhirnya aku mampu menjadi translator. Dan saatnya aku menunggu mimpi keduaku menjadi nyata.

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
CERPEN : "Farica Cheryl Menjadi Idola" (Usswatun Chasanah)

    Sekolah bukanlah tempat kita sekedar menuntut ilmu.  Banyak jenis prestasi yang bisa kita ukir di sana. Tempat kita mengasah bakat dan menunjukkan talent itu kepada

02/08/2022 10:20 - Oleh Administrator - Dilihat 1194 kali
CERPEN : "HIJRAH" (Nindya Aryani)

    Aku menatap ke arah jalan yang ramai dari tempat dudukku. Terlihat kendaraan berlalu lalang di jalan itu. Hari ini SMA libur, jadi aku bisa sejenak merefresh otakku dari

24/03/2022 09:30 - Oleh Administrator - Dilihat 1299 kali
CERPEN : Kain Spesial Nenek (Ana Satri Dwi Pratiwi)

            “ Ara...Ara..!!!” Suara itu terdengar sangat membisingkan, bersamaan dengan suara ketukan pintu yang juga san

24/03/2022 08:30 - Oleh Administrator - Dilihat 2216 kali
Sample Post 5

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco l

24/03/2021 06:57 - Oleh Administrator - Dilihat 816 kali