CERPEN : "Semangat Terakhir" (Oleh : Samaria Priskila K. J)
Sepasang sepatu terlihat basah karena, hujan yang baru saja turun. Sudah satu jam Lori duduk di taman belakang sekolah, ia teringat dulu ketika sedang menunggu sahabatnya Luna. Dari kejauhan nampak bayangan seorang gadis dengan kacamata dan topi dikepalanya, sedang berlari kearah Lori.
“ Kamu lama banget sih, kemana aja? Aku udah kedinginan tau nungguin kamu.” Seru Lori dengan nada kesal.
“ Maafin aku ya Ratu bakso, tadi aku naik ojek tapi ban motornya bocor jadi nganter ke tukang tambal ban dulu. Tapi ojeknya enggak mau nganterin aku sampai kesini. Aku harus lari deh supaya sampai disini. Maafin aku ya Lori yang cantik.” Pinta Luna sambil merayu Lori.
“ Iya deh, aku maafin tapi belikan aku bakso di tempat Mang Asep yaa?” Rayu Lori pada Luna.
“ Hahaha, iya deh Ratu bakso aku beliin yang banyak buat kamu.”
Setelah sampai di warung bakso, dengan segera Luna memesan dua mangkok bakso dan dua gelas es jeruk manis.
“ Wah, enak banget baksonya. Aku boleh bungkus satu porsi enggak Luna?” sambil mengeluarkan jurus merayunya.
“ Iya boleh. Apa sih yang enggak buat Ratu bakso. Mang, baksonya satu dibungkus ya enggak pake sawi.” Pinta Luna pada mang Asep
“ Siap neng Luna.” Jawab mang Asep.
Setelah Luna membayar baksonya, mereka segera pulang kerumah karena hari sudah mulai gelap ditambah lagi mendung yang sedari tadi bergelayutan di langit seakan tak ingin pergi.
“Naik angkot aja deh, biar lebih cepat dan nggak kehujanan.” Seru Lori
“ Iya deh, aku nurut kamu aja.” Jawab Luna.
Mereka pun segera berlari ke halte untuk menunggu angkot yang lewat.
***
Bel tanda pulang sekolah telah berbunyi, siswa-siswi pun mulai berhamburan keluar kelas untuk segera mencari gerbang sekolah. Tetapi, tidak dengan Luna. Ia masih asyik duduk dengan buku ditangannya, berkali-kali ia naikkan kacamatanya yang mulai turun dari hidungnya.
“ Hoy Ratu buku ayo pulang! Aku udah laper banget nih.”
“ Astaga Ratu bakso, kamu ngagetin aku aja. Oh iya,gimana latihan kamu tadi? Lancar kan?” tanya Luna.
“ Lancar Luna, malah ada kabar baik.” Jawab Lori
“ Apa kabar baiknya Ri?”
“ Aku dipilih jadi ketua tim cheers yang baru Lun, keren kan?”
“ Wow, keren banget Ratu bakso bisa jadi ketua cheers.”
“ Kamu gimana sih, bukannya kasih selamat malah ngejekin aku.” Jawab Lori sambil cemberut.
“ Iya, selamat ya Ratu bakso.” Sambil mencubit hidung Lori.
***
Mentari pagi kembali bersinar dari ufuk timur, begitu juga dengan senyum Luna yang tak pernah hilang setiap ia bangun dari tidurnya.
“ Ibu, aku berangkat sekolah dulu yaa?” teriak Luna dari depan pintu.
“ Loh, Lori kan belum jemput kamu, nanti dia nyariin kamu lo nak.” Jawab ibu dari dapur.
“ Enggak kok bu,aku sudah bilang sama Lori.” Jawab Luna sambil berlari ke arah mobil yang sudah siap sejak tadi.
Dari kejauhan nampak seorang gadis dengan baju cheers SMA Nusa Bangsa yang melekat ditubuh moleknya, sambil tertawa dan dikelilingi oleh anggota tim cheers. Ia tiba-tiba berhenti ketika melihat Luna.
“ Eh, itu temen ketua tim kita kan? Culun banget sih.”
“ Iya, kok dia mau sih berteman sama kutu buku?”
Senyum dibibir Lori pun memudar ketika dia mendengar perkataan tim cheersnya. Ia pun segera melanjutkan langkah kakinya yang sempat terhenti karena ingin menyapa Luna, dengan cepat ia berlari menuju lapangan basket. ‘ Ada apa dengan Lori? Kenapa dia tidak membalas senyumku?’ Kata Luna dalam hati. Ketika jam istirahat, seperti biasa Luna pergi ke kantin untuk menemani Lori tetapi, betapa kecewanya Luna ketika Lori mengusirnya dan berkata “ Pergi sana, aku gak mau berteman sama kutu buku yang tiap hari cuma baca buku. Gak berguna punya temen kayak kamu. Anggap aja kita gak pernah kenal apalagi temenan!.” Mendengar perkataan Lori itu, Luna merasa hatinya telah tertusuk beribu-ribu busur panah. Air matapun tak sanggup lagi dibendungnya sakitnya tak dapat ditahan. Ia pun segera berlari meninggalkan Lori.
Dua bulan berlalu, tapi tak terlihat juga senyum dibibir Luna dan Lori. Ini karena kejadian dua bulan lalu, ketika Lori dengan tegas mengatakan bahwa dia tak ingin berteman dengan Luna. Ketika sekolah sudah sangat sepi, tak sengaja Luna melihat Lori yang jatuh pingsan di lapangan basket. Dengan segera Luna berlari kearah Lori, “ Lori, kamu kenapa? Lori bangun, Lori bangun dong.”
Pancaran cahaya lampu menyilaukan mata Lori yang baru saja siuman.
“Aku dimana? Aku kenapa?” tanya Lori dengan nada lemas.
Dengan wajah berseri Luna segera mendekati Lori.
“Kamu ada di rumah sakit Ri, kata dokter kamu kecapean gara-gara latihan cheers.” Jawab Luna dengan senyum diakhir kalimatnya.
“Kenapa kamu nolongin aku? Aku enggak pantes buat kamu tolong.” Tanya Lori sambil memalingkan wajahnya dari Luna.
“Kamu sahabat aku Lori, enggak mungkin aku ngebiarin kamu sakit sendirian tanpa ada orang yang nolong kamu. Mau sampai kapan pun kamu tetap sahabat aku Lori enggak ada yang bisa ngerubah itu. Aku tahu waktu itu kamu malu kan punya sahabat seperti aku yang kutu buku ini, tapi aku juga tahu kalau kamu sebenernya enggak mau bilang kayak gitu.” Jawab Luna sambil menggenggam tangan Lori.
“ Maafin aku ya Luna, aku selama ini egois. Aku Cuma mikirin diri aku sendiri tanpa mikirin perasaan kamu, aku selalu sibuk sama sesuatu yang buat aku bangga dan sombong sama diriku sendiri. Aku minta maaf Luna.” Jawab Lori sambil menangis.
“Aku udah maafin kamu dari dulu Lori, kamu sahabat aku.” Sambil berpelukan mereka pun tertawa bersama.
***
Hari ini lomba basket antar sekolah, sudah pasti Lori dan tim cheersnya tampil untuk menyemangati tim basket SMA Nusa Bangsa. Tak ketinggalan Luna dan seluruh siswa sekolah yang sudah riuh sejak tadi pagi berteriak untuk mendukung masing-masing jagoannya. Tak ketinggalan pula dengan Luna, Ia berdiri di pinggir lapangan sambil meneriakkan nama SMA Nusa Bangsa dan tak lupa pula nama Lori. Tapi tiba-tiba pandangan Luna mulai kabur, kepalanya terasa sangat berat ,ia tidak mampu lagi menahan rasa sakit dikepalanya. Ia limbung dan jatuh tersungkur di pinggir lapangan, dengan cemas Lori pun segera berlari menghampiri Luna.
***
Dokter akhirnya keluar dari dalam ruangan yang ditempati oleh Luna.
“Dok, bagaimana keadaan anak saya?” tanya Ibu Luna dengan nada sedih dan cemas
“Maaf bu ,kami sudah melakukan yang terbaik. Ibu dan keluarga yang sabar, saya permisi dulu.” Jawab Dokter dengan nada lemas.
“Tante, apa maksud dokter tadi? Luna baik-baik saja kan tante? Luna kenapa tante?” tanya lori sambil menangis di depan tante Sari.
“Luna sudah meninggal Lori, Luna sudah lama sakit kanker otak. Dia enggak pernah mau diajak berobat, dia selalu bilang sama tante kalau dia pasti kuat dan Tuhan sayang sama dia, dia juga akan ikhlas kalau memang suatu hari nanti dipanggil sama Tuhan. Dia juga melarang tante supaya jangan pernah kasih tahu kamu, dia enggak mau buat kamu sedih Lori. Dia sayang sekali sama kamu nak.” Jawab tante Sari sambil menangis dipelukan Lori
Dengan air mata yang semakin deras mengalir dipipi, Lori segera berlari menghampiri Luna yang sudah terbaring kaku dengan senyum manis terukir diwajah pucatnya.
“Luna kamu jahat, kenapa kamu bohongin aku? Kenapa kamu biarin aku jahatin kamu Lun? Ayo bangun Luna, jangan main-main aku sayang sama kamu Luna aku enggak mau kalau kamu tinggal sendiri. Ayo bangun Ratu buku.
***
Bunga mawar merah yang baru saja mekar, tergeletak diatas gundukan tanah dengan nisan bertuliskan nama seorang gadis cantik sahabat Lori.
“Hai Ratu buku, apa kabar kamu disana? Jangan lupain aku yaa. Aku bakalan sering datang kesini buat ganti bunga kesukaan kamu. Oh iya, barusan aku makan bakso di warung mang Asep. Aku habis dua porsi loh Lun, biasanya kamu bakalan ngomelin aku kalau aku makan kebanyakan. Aku menyesal waktu itu sudah bersikap egois, andai aku tahu bahwa kamu akan pergi secepat ini, aku tidak akan bersikap seperti itu Lun.”
Tak terasa tetesan air mata mengalir dipipi mulus milik Lori. Lori pun tersadar dari lamunan panjang itu ketika, hujan kembali turun dengan deras dan ikut menghapus bayangan Luna.
“Aku enggak bakalan pernah lupa buat doain kamu Lun. Kamu baik-baik disana ya Lun, aku sayang sama kamu. Aku beruntung punya sahabat yang baik seperti kamu.” Seru Lori sambil memandang ke arah langit yang sedang hujan deras.
SELESAI
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
CERPEN : "Hadiah Paling Berharga" PART 1 (Winda Mardian Putri, 2024)
Sore itu, matahari tersorot jelas memberikan cahayanya. Ditambah lagi dengan angin-angin yang menyambut setiap desakan panas yang menyingsing, terlihat seorang gadis kecil yang tengah m
JURNALISTIK : "MENGENAL LEBIH DEKAT PLG SEBELAT" (HERVINA FLORENSIA SIREGAR)
Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orangdengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, ataumempelajari keun
SNBP 2024
Alhamdulillah 19 siswa smanju lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri Jalur Prestasi. Berikut daftar siswanya :
CERPEN : "KEPULANGAN" (Carol Falia Dungus, 2023)
Hari ini sekolah ku sangat padat aku pulang tepat jam 7 malam .Aku melepas lelahku sepulang sekolah dengan berbaring di tempat tidur sembari bermain ponsel tanpa mengganti seragam sekol
Pawai Ta'aruf 1 Muharam (Tahun Baru Islam 1445 H) Tahun 2023
GEN Z SMAN 7 Bengkulu Utara Siap Hijrah Lebih Baik Alhamdulillah acara Pawai Ta'aruf 1 Muharam (Tahun Baru Islam 1445 H) berjalan lancar. Walau persiapan hanya 2 hari. Proses unt
CERPEN : "Segumpal Kapuk Kebahagiaan" (Mutiara Putri Pembayun)
Namaku Irah. Aku adalah gadis berusia 14 tahun. Gen ibu mengalir dalam tubuhku. Jika dibandingkan dengan anak seumuran denganku, aku termasuk anak dengan badan tinggi. Rambutku
TITI KARYATI, S.Pd
Teman-teman, yuk kita berkenalan lebih lanjut dengan salah satu tim pengajar di SMA kita. Ciri khas beliau adalah murah senyum dan humoris. Beliau tak lain dan tak bukan adalah Ibu TITI
Jurus-Jurus Menulis Puisi (Oleh Titi Karyati, S.Pd)
Mari berpuisi, ini dia jurus-jurusnya : Jurus Spionase Lakukan pengamatan secara jeli apa yang ada dan terjadi di sekitarmu.hasil pengamatan ini dapat menjadi sumber inspi
Cerita dari alumni terbaik Tahun 2017-2018 Usswatun Chasanah
Halo semuanya, Izinkan aku berbagi sedikit cerita hari ini, ya.. Cz it's the moment. Mungkin ini akan terdengar sedikit berlebihan, tapi inilah yang kurasakan.. Mungkin banyak juga
TITI KARYATI, S.Pd Kembara Smanju (Episode: Kandidat Doktor-DOSEN UNIB, dari Kabupaten Tetangga itu Alumni Smanju-ETIS SUNANDI)
Kembara Smanju (Episode: Kandidat Doktor-DOSEN UNIB, dari Kabupaten Tetangga itu Alumni Smanju-ETIS SUNANDI) Assalamualaikum.... Semoga kesehatan dan keberkahan selalu