
LANGKAH DI KOTA KEMBANG (Oleh : Renna Putri Lestari)
Ini hal yang membuatku malas, perkumpulan kecil ini mulai terasa menegang. Hawa dan aroma paksaan mulai menguar di udara. Aku sudah bisa menebak arah pembicaraan ini. Ya pembicaraan yang pernah ditanyakan beberapa waktu yang lalu. Via SMS, telepon, e-mail , BBm, Line, atau akun apa sajalah, pasti Bibi bertanya padaku, dan pertanyaannya selalu sama!
Dan dua hari yang lalu, Bibi datang ke rumah kami (Alasannya karena ada bisnis, tapi aku juga paham, pasti bertemu orangtuaku juga merupakan tujuannya ). Puncaknya ya, malam ini. Ini pasti serius. Saat aku kecil, saat Nenek dan Kakek masih lengkap, beberapa kali aku melihat perkumpulan keluarga seperti ini. Dulu aku tidak mengerti, sama seperti adik-adikku yang sesekali mengintip, kemudian bermain dan tertawa lagi.
“Nia, pasti Bibi pernah menceritakan maksudnya, kan ? “ Tanya Ibu. Aku mengulum tersenyum.
“Kami berdua setuju saja jika Nia tinggal bersama Bibi. Pasti akan lebih terjaga” Sambung Bapak sambil menghirup tehnya perlahan.
“Orangtua kamu setuju, Nia. Benar kata Bibi bukan, banyak positifnya kamu tinggal bersama Bibi. Bibi juga merasa ditemani, “ Kata Bibi semangat, gayanya seperti sales promotion saja.
“Apanya yang ditemani? Yang ada, Bibi pasti sering pergi,”Batinku menyanggah. Bibi adalah pengusaha muda. Sebut saja butik miliknya, siapa yang tidak tahu. Terhafal orang-orang kalangan atas. Mana mungkin tidak sering berpergian.
Alasan Bibi sering membantu keluarga kami karena yang membiayai kuliahnya adalah Bapak. Jadi, dia ingin membalas kebaikan Bapak.
“Kamu mendaftar di Perguruan Tinggi yang terkenal di Bandung semua, ya? Kamu memang cerdas, dimana yang diterima? Jauh dekat dengan kampus bukan masalah besar kok,” Ucap Bibi ringan. Aku menggigit bibir, belum ada sepatah katapun keluar dari mulutku. Sesak. Aku tidak mau. Alasan? Mungkin akan penuh satu buku jika aku sebutkan satu per satu alasanku, yang jelas ada beberapa alsan utamaku menolak ajakan Bibi.
“Nia, tolong jawab!” Ketegasan samar terdengar dari ucapan Bapak tadi.
“Itu terserah kamu, Nia. Pilih yang menurut kamu. Tetapi, kami lebih senag jika kamu ikut Bibi. “ Ujar Ibu lembut.
Bibi mengangguk. Tanpa patah semangat terus membujukku. Keras kepalanya sifatnya. Dan sepertinya harus berhadapan denganku yang juga keras kepala. Aku tahu, Bibi bermaksud baik. Tapi, bukan jalan praktis seperti ini yang aku harapkan.
“Nia.” Semua mata terarah padaku.
Huhh..Baiklah, aku akan menjawab. Dengan sangat jelas.
“Bibi, aku telah mendapat tawaran menjadi wartawan lepas di salah satu perusahaan Koran lokal swasta di Bandung. Pemiliknya adalah Ayah teman SMP Nia dulu. Aku akan bekerja saambilan di sana. Bibi, Ibu, dan Bapak tidak perlu cemas, aku pasti bisa membagi waktu. Aku tidak ingin bergantung pada Bibi terus. Terimakasih atas tawarannya, Bi. “ Aku mengakhiri percakapan malam ini. Tanpa melihat respon mereka lagi, aku menghambur ke dalam kamar. Kuharap mereka menerima pilihanku.
***
Keputusanku sudah bulat, aku tidak akan ikut tinggal dengan Bibiku yang pengusaha itu. Dengan nilai yang cukup memuaskan, aku memutuskan kuliah di Kota Bandung, setelah mendaftar online di beberapa UNIVERSITAS, aku mantap memilih UNPAD. Bibi telah ribuan kali menawari untuk tinggal bersama, alasannya untuk meringankan beban Bapak yang memang hanya seorang SATPAM PT, belum lagi biaya sekolah adik-adikku. Tapi, aku tidak ingin selalu bergantung uluran tangan Bibi yang memang kerap membantu kami. Aku juga ingin sukses seperti Bibi, Bibilah salah satu panutanku selama ini. Walaupun kuliahnya dibiayai Bapak, tapi Bibi juga mulai merintis usahanya dan bekerja sambilan.
Panggilan Bibi bergema dari ruang depan, aku tersentak dan menyeret koperku keluar kamar
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Cerita dari alumni terbaik Tahun 2017-2018 Usswatun Chasanah
Halo semuanya, Izinkan aku berbagi sedikit cerita hari ini, ya.. Cz it's the moment. Mungkin ini akan terdengar sedikit berlebihan, tapi inilah yang kurasakan.. Mungkin banyak juga
TITI KARYATI, S.Pd Kembara Smanju (Episode: Kandidat Doktor-DOSEN UNIB, dari Kabupaten Tetangga itu Alumni Smanju-ETIS SUNANDI)
Kembara Smanju (Episode: Kandidat Doktor-DOSEN UNIB, dari Kabupaten Tetangga itu Alumni Smanju-ETIS SUNANDI) Assalamualaikum.... Semoga kesehatan dan keberkahan selalu
Niskala yang Hilang Oleh : Nur Fadila
Waktu berlalu tanpa bayangmu Arunika yang kini kian membelenggu Rindu yang jadi tak terbalas padu Menuang binar sendu Ke manakah janji itu? Meski terbang ke atas je
Farica Cheryl Menjadi Idola Oleh Usswatun Chasanah
Sekolah bukanlah tempat kita sekedar menuntut ilmu. Banyak jenis prestasi yang bisa kita ukir di sana. Tempat kita mengasah bakat dan menunjukkan talent itu kepada
Air Mata yang Terbayarkan Oleh: Rara Calista3
Mengarungi samudra kehidupan. Penuh perjuangan, kerja keras, this is my world this is my life. Namaku Aira. Aku berusia 16 tahun. Aku seorang pelajar di SMAN 1 Jakarta. Aku anak ke-2 da
HIJRAH (Oleh : Nindya Aryani)
Aku menatap ke arah jalan yang ramai dari tempat dudukku. Terlihat kendaraan berlalu lalang di jalan itu. Hari ini SMA libur, jadi aku bisa sejenak merefresh otakku dari
Kain Spesial Nenek Oleh Ana Satri Dwi Pratiwi
“ Ara...Ara..!!!” Suara itu terdengar sangat membisingkan, bersamaan dengan suara ketukan pintu yang juga san
Sample Post 5
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco l